Interprofessional education atau yang biasa disingkat IPE adalah suatu inovasi dalam konsep pendidikan profesi kesehatan yang dicetuskan oleh WHO. IPE merupakan suatu proses dimana sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang memiliki perbedaan latar belakang profesi melakukan pembelajaran bersama dalam periode tertentu, berinteraksi dan berkolaborasi dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.
Pada tanggal 5-12 Oktober 2018, SCOME CIMSA Indonesia mengadakan campaign Hari Kolaborasi Kesehatan Nasional, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa kesehatan, baik dari kedokteran, keperawatan, kesehatan masyarakat, hingga farmasi, mengenai pentingnya kolaborasi interprofesi serta memperingati Hari Kolaborasi Kesehatan Nasional yang jatuh pada tanggal 12 Oktober 2018.
Dengan diadakannya campaign ini, diharap mahasiswa kesehatan mengetahui mengenai kolaborasi inetrprofesi dan kompetensi interprofesi. Strategi campaign yang digunakan ada yang dalam bentuk air campaign dan ground campaign. Air campaign yang digunakan adalah pembuatan infografis mengenai IPE dan kolaborasi yang diunggah dalam Instagram @scomecimsa pada tanggal 12 Oktober 2018, serta pemasangan foto diri sendiri sambil menggenggam tangan untuk menunjukkan semangat kolaborasi atau dengan cover SCOMedia (majalah SCOME CIMSA NASIONAL) menggunakan twibbon dan hashtag #HKKNCIMSA2018 #Let’sCollaborate #CollaborateforBetterHealth yang telah ditentukan. Total post dengan menggunakan twibbon telah menembus indicator keberhasilan dengan total 168 post di Instagram.
Sementara itu, unutk ground campaign diadakan dengan melakukan seminar kolaborasi yang bekerja sama dengan Indonesia’s Young Health Professional Society (IYHPS) saat October Meeting yang diselenggarakan apda 4-7 Oktober.
Lokal juga diberi kebebasan untuk mengadakan activities berupa seminar kolaborasi, seperti yang dilakukan lokal UNS dan UIN Jakarta. UNS mengadakan project “LABOUR” yang merupakan kolaborasi antara mahasiswa kedokteran & Kebidanan FK UNS dengan subtopik “Malnutrisi pada Ibu Hamil” yang dilakukan dalam dua hari, hari pertama adalah pemaparan tentang IPE & IPC kepada mahasiswa, dan di hari kedua adalah pengimplementasian mahasiswa tentang IPE & IPC yang dibungkus dalam penyuluhan tentang malnutrisi pada ibu hamil kepada masyarakat di desa Gilingan, Jebres.
Lokal UIN Jakarta juga mengadakan project bernama UIN Health Collaborative (UHC) yang diadakan satu hari, dimulai dengan pemaparan materi kepada mahasiwa kesehatan (FK & FIKES) tentang IPE & IPC, diikuti oleh sesi small work discussion dimana seluruh peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membuat suatu scenario yang mencerminkan pengimplementasian dari materi yang telah didapat.
Ground campaign juga dapat dilakukan dengan mengadakan talkshow di radio, seperti yang dilakukan oleh lokal UNAIR. Mereka bekerja sama dengan radio 90.9 Global FM Surabaya dan mengadakan talkshow tentang mengundang narasumber yakni : Ricky Indra Alfaray, dr (Dokter dan Influencer) dan Alfina Izza (Sekretaris Jendral Ikatan Mahasiswa Bidan Indonesia) dengan tema “Peran Kolaborasi Tenaga Kesehatan Terhadap Stunting pada Anak”.
Dengan campaign HKKN di tahun 2018 ini, SCOME CIMSA berharap dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa kesehatan mengenai pentingnya Interprofessional Education dan Interproffesional Collaboration. Dengan demikian, diharap mampu meningkatkan kompetensi dna kemampuan mahasiswa kesehatan Indonesia dalam berkolaborasi dengan antarprofesi dengan lebih baik lagi demi mewujudkan tingkat kesehatan Indonesia yang lebih baik lagi.