Best Article of SCOMEnulis Challenge

“Pentingnya IPE Dalam Sistem Pendidikan Kedokteran di Indonesia”
by Nadia Pramesti – MMSA UMY

Berdasarkan data dari 21 universitas yang tergabung dalam SCOME CIMSA, terdapat 10 universitas yang belum menerapkan Interprofessional Education (IPE). Menerapkan IPE memang tidaklah mudah, selain kurangnya fasilitator IPE, adanya stigma jika dokter bisa menyembuhkan dan mengobati pasien juga masih terus melekat. Memang benar dokter harus bertindak sebagai pemimpin. Namun, bukankah pemimpin itu harus selalu memiliki tim yang kompeten agar tujuannya dapat tercapai?

Kesalahan medismenduduki posisi ke-5 dari 10 penyebab kematian pasien. Salah satu penyebab kesalahan medis tersebut adalah buruknya kolaborasi antar tenaga kesehatan. Interprofessional Collaboration (IPC)  tidak akan mencapai hasil yang maksimal tanpa adanya pembelajaran pada masa pendidikan. Pembelajaran IPE pada masa studi sangat berpengaruh. Walaupun belum sampai tahap pengaplikasiannya, tapi setidaknya dengan adanya IPE mahasiswa dapat terbiasa berkomunikasi dengan mahasiswa yang lain serta mengasah rasa percaya dan tanggung jawab antarsesama. Oleh sebab itu, penerapan IPE pada masa pendidikan sangatlah penting agar mahasiswa terbiasa berkomunikasi antar mahasiswa kesehatan yang lain dan dapat memahami tanggung jawab antarprofesi itu seperti apa. Sehingga saat di setting klinis nantinya  tenaga kesehatan dapat mengerti hal apa saja yang tidak bisa dilakukan dan hal apa saja yang harus dilakukan oleh profesi kesehatan lainnya.

Oleh sebab itu, penerapan IPE pada masa pendidikan sangatlah penting agar mahasiswa terbiasa berkomunikasi antar mahasiswa kesehatan yang lain dan dapat memahami tanggung jawab antarprofesi itu seperti apa. Sehingga saat di setting klinis nantinya  tenaga kesehatan dapat mengerti hal apa saja yang tidak bisa dilakukan dan hal apa saja yang harus dilakukan oleh profesi kesehatan lainnya.