Apa Kata Mereka: Baik Buruknya Perkembangan Pembelajaran Kedokteran

Sarah Aditra Izzati – Member MSCIA UB

Seiring perkembangan zaman, Ilmu kedokteran pun turut berkembang secara dinamis. Secara garis besar hal ini, menimbulkan kesan yang positif. Hal tersebut ditunjukan dari perkembangan ilmu kedokteran saat ini mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya jenis-jenis penyakit tropis baru yang belum teridentifikasi sebelumnya, penemuan vaksin baru yang dapat memberantas penyakit tertentu, penemuan kombinasi obat maupun terapi yang ternyata menimbulkan dampak buruk, dan lain sebagainya. Para ahli dokter terus menerus mencoba menentukan solusi untuk mengatasi penemuan baru dengan tujuan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi para pasien. Namun, tentu saja ada dampak negatif dari perkembangan ilmu kedokteran yang begitu dinamis, dengan banyak nya jumlah dokter di dunia, tidak memungkinkan semua dokter tau akan perkembangan terbaru di seluruh ranah kesehatan. Oleh karena itu, setiap dokter diwajibkan untuk meningkatkan dan meng-upgrade pengetahuannya baik melalui forum klinis maupun non klinis serta berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dengan baik. 

Olivia Jovanka – Member CIMSA FK UPH
Ilmu kedokteran merupakan suatu ilmu vital yang sangat fleksibel dalam penerapannya. Vital bermakna mempunyai tujuan utama untuk mencapai kesejahteraan umat manusia, terkhusus dalam aspek kesehatan. Fleksibel memiliki arti lantaran disamping dari penanganan dan implikasi yang bervariasi antarindividu, ilmu ini juga harus selalu disesuaikan dengan segala perkembangan zaman yang ada

Seiring perkembangan ilmu kedokteran yang selaras dengan kemajuan teknologi yang didasarkan pada peradaban manusia, telah banyak perubahan serta peningkatan mutu dan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia. Strategi inovasi pendidikan kedokteran telah terintegrasi ke dalam suatu konsep kurikulum yang dikenal dengan SPICES, yang merupakan akronim dari:

  1. Student-centered
  2. Problem-based
  3. Integrated
  4. Community-based
  5. Elective
  6. Systematic

Aplikasi produk dari keenam elemen ini salah satunya adalah lahirnya metode Problem Based Learning yang telah diakui secara efektif mampu melahirkan mahasiswa-mahasiswa kedokteran yang dapat berpikir secara kritis, mandiri, serta memiliki kemampuan komunikasi dan kolaborasi yang baik. 

Pemanfaatan teknologi yang meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam pengolahan data serta mempercepat arus informasi global terhadap segala perubahan yang ada sebenarnya sangatlah menguntungkan. Namun, disisi lain hal tersebut dapat menjadi ancaman besar bagi para mahasiswa dalam bentuk melimpahnya informasi dan ilmu pengetahuan yang tidak tersaring baik dari segi kevalidan maupun reabilitasnya.

Muhammad Akmal Fauzi – Trainer MMSA UMY

Sistem pembelajaran kedokteran di Indonesia telah mengalami berbagai perkembangan tahun demi tahun. Saat ini, sistem pembelajaran kedokteran menggunakan sistem blok dengan berbagai jenis ujian yang bertujuan untuk menjaga mutu dan kualitas para mahasiswanya. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran kedokteran mengacu pada SNPPDI sehingga para mahasiswa tidak hanya diajarkan dan dilatih mengenai kompetensi klinis dan akademik, melainkan juga diajarkan terkait aspek profesionalisme, hubungan interprofesi, dan komunikasi yang efektif. Selain itu, para mahasiswa juga dibebaskan memilih materi pelajaran sesuai dengan minatnya pada blok elektif.

Dalam menunjang kegiatan pembelajaran tersebut, pembelajaran di kedokteran tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi adalah sebuah keniscayaan. Elemen-elemen yang terlibat dalam proses pembelajaran kedokteran harus mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Sebagai contoh, pada penerapan pembelajaran di fakultas-fakultas kedokteran, para mahasiswa dibebaskan untuk menggunakan berbagai macam resource dan tools dalam mencari sumber-sumber belajar, seperti menggunakan AI. Hal tersebut akan membawa dampak positif, tentunya, jika digunakan dengan bijak dan benar karena perkembangan digital saat ini dapat juga membawa dampak negatif jika tidak digunakan dengan benar, seperti pencarian sumber belajar dari sumber tidak kredibel yang berpotensi memberi informasi kurang tepat sehingga mahasiswa mendapatkan informasi yang kurang tepat terkait suatu permasalahan.

Funica Asri Rachmawaty – Trainer CIMSA FK UNS

Seiring berjalannya waktu, kini makin banyak Fakultas Kedokteran berdiri di Indonesia. Seperti yang kita tahu, dengan banyaknya Fakultas Kedokteran, pembelajaran yang terjadi didalamnya menjadi hal yang penting dalam mencetak dokter terbaik bangsa. Bagaimana pembelajaran berjalan, Apakah sudah optimal? Apakah fasilitasnya maksimal?. Tentu peran pemerintah dan stakeholder di setiap Universitas menjadi penting. Ilmu kedokteran akan terus berkembang begitu pula pembelajaran di Indonesia, sisi baik dari perkembangan yang terus dilakukan dapat dilihat dari kurikulum. Dimana metode sistem blok, problem based learning, objective structured clinical examination, dan pengimplementasian belajar mandiri sangat mendukung kegiatan belajar mahasiswa. Namun, masih banyak mahasiswa yang tidak terbiasa disuguhi keleluasaan untuk belajar mandiri. Hal ini karena dengan belajar mandiri membuat yang tidak terbiasa belajar, tidak akan belajar. Disisi lain, bagi mahasiswa yang tipe belajarnya serba sendiri, hal ini tentu menguntungkan. Selain itu, tak luput dari perkembangan, fasilitas pembelajaran juga menunjang pembelajaran yang optimal dan maksimal. Kelengkapan fasilitas disetiap Fakultas Kedokteran pasti berbeda. Namun, bisa dipastikan seluruhnya memiliki standart yang sama untuk menunjang calon dokter Indonesia. Semoga Pendidikan Kedokteran terus berkembang dengan optimal dan maksimal!