
Mengenal Konsep Feodalisme
Feodalisme, yang biasanya kita kaitkan dengan sistem sosial di masa lalu, menggambarkan hubungan hierarkis yang kaku antara penguasa dan rakyat. Dalam dunia pendidikan kedokteran, konsep ini sering digunakan sebagai metafora untuk menjelaskan dinamika kekuasaan yang tidak setara. Hubungan antara senior dan junior atau dosen dan mahasiswa, seringkali membentuk hierarki yang dapat membatasi kebebasan berekspresi dan inovasi. Fenomena ‘neo-feodalisme’ ini menjadi tantangan dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendorong kemajuan ilmu kedokteran.
Bentuk Feodalisme Dalam Pendidikan Kedokteran
Struktur hierarkis yang kaku dalam pendidikan kedokteran sering kali memunculkan praktik feodal yang merugikan. Bentuk-bentuk feodalisme ini bermacam-macam, mulai dari microaggressions, seperti tindakan diskriminatif atau perkataan merendahkan, hingga abuse of power yang lebih serius, seperti pelecehan fisik dan psikis. Sebuah tinjauan sistematis mengidentifikasi beberapa bentuk feodalisme yang umum terjadi, di antaranya kritik yang tidak adil, pemantauan berlebihan, dan tekanan kerja berlebihan. Selain itu, praktik seperti penyebaran gosip, penolakan promosi, dan penahanan informasi juga seringkali digunakan untuk mengontrol dan merendahkan orang lain.
Prevalensi Feodalisme Dalam Pendidikan Kedokteran di Dunia
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bullying merupakan masalah serius dalam dunia pendidikan kedokteran. Sebuah survei terhadap 594 anggota British Medical Association menemukan bahwa 220 orang pernah mengalami bullying. Fenomena ini turut memprihatinkan. Didukung dengan studi terhadap 833 mahasiswa PPDS di Kanada, dimana ditemukan lebih dari 75% mengalami bullying. Di kalangan mahasiswa kedokteran, bentuk bullying paling sering berasal dari pasien, paramedis, tenaga medis, mahasiswa lain, dan pengelola program studi. PPDS bedah dan kedokteran keluarga menjadi kelompok yang paling sering mengalami bullying.
Implikasi Feodalisme Dalam Pendidikan Kedokteran di Indonesia
Menurut studi PISA tahun 2018 yang dirangkum oleh UNICEF pada tahun 2020, jenis feodalisme dalam bentuk perundungan yang sering terjadi di Indonesia berupa penganiayaan, pengancaman, pencemaran nama baik, dan pengucilan. Baru-baru ini, terdapat bukti perundungan yang terjadi dalam dunia pendidikan kedokteraaan, Seperti halnya yang terjadi dalam kasus bunuh diri yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa PPDS di beberapa kampus di Indonesia.
Penyebab Feodalisme yang Terjadi Dalam Pendidikan Kedokteran
Faktor Perbedaan Individu
Individu dengan karakteristik tertentu cenderung lebih mudah terlibat dalam perilaku feodal. Mereka yang memiliki kepribadian dominan, narsisme tinggi, atau kecenderungan agresif seringkali merasa berhak untuk mengontrol dan merendahkan orang lain. Sifat-sifat ini dapat memanifestasikan diri dalam bentuk bullying, intimidasi, atau bentuk kekerasan lainnya.
Faktor Psikologis
Bullying seringkali dilakukan oleh pelaku yang mempunyai karakteristik psikososial buruk. Penindasan adalah suatu bentuk perilaku kompetitif di mana individu dengan sengaja dan kontinu berusaha membuat orang lain terluka atau tidak nyaman. Pelaku bullying seringkali tidak mau menyadari bahwa mereka telah melanggar dengan norma hukum dan norma sosial.
Faktor Dinamika Kelompok
Beberapa anak melakukan perundungan sebagai upaya untuk menunjukkan jika mereka dapat masuk dalam kelompok tertentu, walaupun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan tindakan tersebut.
Faktor Lingkungan Pendidikan
Lemahnya pengawasan oleh universitas dan RS pendidikan menyebabkan tindakan bullying hanya akan berhenti sejenak jika terdapat kasus yang dilaporkan mahasiswa secara langsung mahasiswa yang melaporkan atau bercerita di ranah publik setelah mengundurkan diri dari program studi tersebut, kemudian muncul kembali setelah lemahnya pengawasan terjadi. Percepatan kejadian berulang bullying tersebut terjadi melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan acuhnya regulator pada grup grup kecil toksik mahasiswa mereka.
Faktor Role Model
Jika mahasiswa melihat perilaku feodal sebagai hal yang biasa dan diterima di lingkungan pendidikan, mereka akan menganggap perilaku tersebut sebagai norma dan cenderung menirunya.
Dampak Feodalisme Dalam Pendidikan Kedokteran di Indonesia
Praktik feodalisme, terutama dalam bentuk bullying, telah menjadi masalah serius dalam lingkungan kesehatan. Fenomena ini tidak hanya mengancam kesejahteraan tenaga medis, tetapi juga berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Stres, kecemasan, dan depresi yang diakibatkan oleh bullying dapat menurunkan produktivitas kerja dan meningkatkan risiko kesalahan medis. Selain itu, perputaran tenaga kerja yang tinggi dan performa tebaga kesehatan yang buruk akibat lingkungan kerja yang toksik juga dapat mengganggu kontinuitas pelayanan pasien, khususnya dari proses diagnosis dan terapi.
Studi lebih lanjut mengungkap bahwa bullying dalam pendidikan kedokteran mencakup berbagai bentuk, mulai dari kekerasan verbal hingga non-verbal. Kelebihan beban kerja merupakan bentuk bullying paling umum, diikuti oleh tekanan psikologis. Konsultan seringkali diidentifikasi sebagai pelaku utama, sementara wanita cenderung menjadi korban yang lebih banyak. Sayangnya, hanya sebagian kecil korban yang melaporkan kejadian bullying, dan sebagian besar tidak merasakan hasil positif dari pelaporan tersebut. Faktor-faktor yang memperparah masalah ini termasuk kurangnya penegakan kebijakan institusi, struktur kekuasaan yang hierarkis, dan normalisasi bullying.
Hukum Indonesia Terkait Feodalisme Dalam Dunia Kedokteran
Terkait Etika Dalam Kedokteran
Sebagai seorang yang terdidik, etik dan moral seharusnya menjadi suatu hal yang tidak terpisahkan. Feodalisme dan diskriminasi secara etik sudah tertulis di dalam Kode etik kedokteran Indonesia Pasal 10 yang mengatakan bahwa “seorang dokter wajib menghormati hak-hak- pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.”, Pasal 18 “Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan”, dan pasal 19 “Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya atau berdasarkan prosedur yang etis.”
Terkait Hukum Dalam Hukum Negara
Hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pelaku feodalisme sangat bervariasi dan bergantung pada tindakan konkret yang dilakukan. Jika tindakan tersebut melibatkan kekerasan fisik, seperti penganiayaan atau pengeroyokan, maka Pasal 351 dan 170 KUHP dapat diterapkan dengan ancaman hukuman penjara maksimal 2 tahun 8 bulan untuk penganiayaan dan 5 tahun 6 bulan untuk pengeroyokan. Namun, jika tindakan feodalisme lebih bersifat verbal, seperti pengancaman, pencemaran nama baik, atau fitnah, maka Pasal 335, 310, dan 311 KUHP dapat menjadi dasar hukum untuk menjatuhkan hukuman. Ancaman hukuman untuk tindakan-tindakan verbal ini umumnya lebih ringan, dengan rentang hukuman penjara maksimal 9 bulan hingga 4 tahun.
Manfaat Pendidikan Kedokteran di Indonesia Tanpa Feodalisme
Bagi Individu
Pendidikan kedokteran seringkali dikaitkan dengan budaya kerja keras yang ekstrem, bahkan melibatkan praktik-praktik tidak sehat seperti bullying. Persepsi yang keliru bahwa perilaku tersebut dapat meningkatkan kualitas pendidikan telah mengakar dalam dunia medis. Namun, dengan menggali akar permasalahan dan dinamika kekuasaan yang mendasari praktik-praktik ini, mahasiswa dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan inklusif. Melalui dialog terbuka dan kesadaran kolektif, perubahan budaya dapat terjadi, sehingga melahirkan generasi dokter yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki empati dan integritas yang kuat. Dengan demikian, kesehatan mental mahasiswa dapat terjaga, dan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan dapat ditingkatkan.
Bagi Masyarakat
Dengan memberantas budaya feodalisme dan perundungan dalam ranah pendidikan kedokteran, kita tidak hanya sekadar meningkatkan mutu pembelajaran, namun juga turut serta dalam membangun tatanan masyarakat yang lebih berkeadilan dan bermartabat. Para tenaga kesehatan yang lahir dari lingkungan akademik yang sehat akan lebih responsif terhadap dinamika sosial dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih manusiawi, sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Upaya Pencegahan dan Penanganan Feodalisme Dalam Dunia Pendidikan Kedokteran Indonesia
Secara individu
Pencegahan feodalisme dapat dimulai dari diri sendiri dengan berpikir kritis dan menolak segala bentuk diskriminasi. Membangun lingkungan belajar yang inklusif dan saling menghormati, serta memperkuat nilai-nilai demokrasi dan keadilan sosial adalah langkah penting. Memahami sejarah dan akar permasalahan feodalisme juga krusial untuk merancang solusi yang efektif. Dengan menjadikan diri sebagai contoh yang baik, kita dapat menginspirasi orang lain untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat dan berkeadilan.
Kerja Sama Institusi/Organisasi profesi
Organisasi profesi kedokteran memiliki peran sentral dalam memberantas praktik feodal dalam pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: mereformasi kurikulum menjadi lebih inklusif dan demokratis, memperkuat kode etik profesi dan memberikan sanksi tegas terhadap pelanggar, membangun sistem mentoring yang sehat, membentuk mekanisme pengaduan yang efektif, serta melakukan evaluasi berkala terhadap program pendidikan. Kerja sama dengan lembaga pemerintah dan perguruan tinggi juga krusial untuk mendorong transformasi sistem pendidikan kedokteran menjadi lebih inklusif dan demokratis.
Pemerintah
Pemerintah memiliki peran krusial dalam memberantas praktik feodalisme dalam pendidikan kedokteran. Upaya yang dapat dilakukan antara lain: mereformasi kurikulum agar lebih inklusif dan relevan, memperkuat pengawasan terhadap praktik pendidikan, mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan institusi, memberikan perlindungan hukum bagi pelapor pelanggaran, serta meningkatkan dukungan finansial untuk pengembangan pendidikan kedokteran. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, menghasilkan lulusan yang berkualitas, dan mencegah praktik-praktik yang merugikan pasien dan masyarakat.
Peran dan Harapan Sebagai Mahasiswa Kedokteran di Indonesia
Peran Mahasiswa Kedokteran
Mahasiswa sebagai agen perubahan, memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya memberantas praktik-praktik feodalisme di lingkungan pendidikan kedokteran. Mereka dapat memulai dengan membentuk organisasi mahasiswa yang fokus pada isu-isu etika, keadilan sosial, dan transparansi. Melalui organisasi ini, mahasiswa dapat melakukan advokasi terhadap kebijakan-kebijakan yang diskriminatif dan tidak adil. Selain itu, mahasiswa juga dapat menginisiasi program-program edukasi untuk meningkatkan kesadaran rekan-rekan sejawat tentang bahaya feodalisme dan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan. Dengan suara yang lantang dan tindakan yang nyata, mahasiswa dapat menjadi katalisator perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan kedokteran.
Harapan Pendidikan Kedokteran di Masa Depan
Harapannya, dunia pendidikan kedokteran di masa depan akan menjadi lingkungan yang lebih inklusif, demokratis, dan berorientasi pada meritokrasi. Dimana setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Pendidikan kedokteran yang ideal adalah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap individu, serta mendorong tumbuhnya generasi dokter yang kompeten, etis, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Praktik-praktik feodal seperti nepotisme, senioritas yang berlebihan, dan diskriminasi akan benar-benar terhapuskan. Dengan demikian, lulusan kedokteran akan menjadi tenaga kesehatan yang berkualitas, berdedikasi, dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.
Mengingat Kembali!
Feodalisme dalam pendidikan kedokteran merupakan suatu sistem hierarki yang tidak sehat dan tidak demokratis, di mana kekuasaan dan wewenang terpusat pada segelintir individu atau kelompok tertentu. Praktik feodalisme ini manifestasi dalam berbagai bentuk, seperti senioritas yang berlebihan, nepotisme, diskriminasi, dan kurangnya transparansi. Dampak negatif dari feodalisme ini sangat luas, mulai dari penurunan kualitas pendidikan, munculnya praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, hingga ketidakadilan dalam akses terhadap pendidikan. Penyebab utama feodalisme dalam pendidikan kedokteran adalah lemahnya pengawasan pemerintah, kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai demokrasi, dan adanya kepentingan kelompok tertentu yang ingin mempertahankan status quo.
Untuk mengatasi masalah feodalisme dalam pendidikan kedokteran, diperlukan upaya multisektoral. Pemerintah perlu memperkuat regulasi dan pengawasan, serta memastikan adanya transparansi dalam proses seleksi dan penilaian.Perguruan tinggi juga perlu melakukan reformasi internal, seperti merombak kurikulum, meningkatkan kualitas pengajar,dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, masyarakat sipil juga memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengadvokasi perubahan. Undang-undang yang mengatur pendidikan kedokteran perlu terus diperbarui dan disesuaikan dengan perkembangan zaman, serta memastikan adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta sistem pendidikan kedokteran yang lebih adil, berkualitas, dan demokratis.
Referensi
- Jensen T, Zawadzki M. Contextualizing capitalism in academia: how capitalist and feudalist organizing principles reinforce each other at polish universities. 2023 Mar 29:13505084231161566. https://doi.org/10.1177/13505084231161566.
- Kollai I. The many meanings of neo-feudalism analysis of academic and public discourse alluding premodern social structures. Köz-Gazdaság 2020;15(1):122-132. https://doi.org/10.14267/retp2020.01.12.
- Burger K. Human agency in educational trajectories: evidence from a stratified system. European Sociological Review 2021;37(6):952-971. https://doi.org/10.1093/esr/jcab021.
- Kamanzi P, Goastellec G, Pelletier L. Mass university and social inclusion: the paradoxical effect of public policies. Social Inclusion 2021;9(3):32-43. https://doi.org/10.17645/si.v9i3.4165.
- Cabrera D, Nickson C, Roland D, Hall E, Ankel F. Distributed autonomous organization of learning: future structure for health professions education institutions. JMIR Medical Education 2022;8(1):e28770. https://doi.org/10.2196/28770.
- Lusk P. Emotion, ethics, epistemology: what can shame ‘do’ in medical education?. Journal of Evaluation in Clinical Practice 2022;29(7):1135-1142. https://doi.org/10.1111/jep.13782.
- Sarikhani Y, Shojaei P, Rafiee M, Delavari S. Analyzing the interaction of main components of hidden curriculum in medical education using interpretive structural modeling method. BMC Medical Education 2020;20(1). https://doi.org/10.1186/s12909-020-02094-5.
- Rana T, Hackett C, Quezada T, Chaturvedi A, Bakalov V, Leonardo J, et al. Medicine and surgery residents’ perspectives on the impact of covid-19 on graduate medical education. Medical Education Online 2020;25(1). https://doi.org/10.1080/10872981.2020.1818439.
- Qureshi F, ul Abideen Z, Rehan R, Qureshi F, Inam F, Jafri SR. Students’ perception about the influence of medical education on medical students in anatomy department. Proceedings 2024;38(2):128-133. https://doi.org/10.47489/szmc.v38i2.508.
- Bant DD, HR S, Subramanian AA, Jabeen B. A Cross Sectional Study to Assess Prevalence, Pattern, Trend and Impact of Substance Abuse among Medical Students. Indian Journal of Public Health Research & Development. 2022 Jul 1;13(3). https://doi.org/10.37506/ijphrd.v13i3.18172.
- Huang C, Jenq C, Liao K, Lii S, Huang C, Wang T. How does narrative medicine impact medical trainees’ learning of professionalism? a qualitative study. BMC Medical Education 2021;21(1). https://doi.org/10.1186/s12909-021-02823-4
- Ibsen H, Lillevang G, Søndergaard J, & Kjær N. “we don’t need no education” – a qualitative study of barriers to continuous medical education among danish general practitioners. BMC Medical Education 2023;23(1). https://doi.org/10.1186/s12909-023-04432-9.
- Yousuf Y, Yu J. Improving representation of skin of color in a medical school preclerkship dermatology curriculum. Medical Science Educator 2021;32(1):27-30. https://doi.org/10.1007/s40670-021-01473-x.
- Girotto L , Machado K , Moreira R, Martins M, Tempski P. The impacts of accreditation for medical schools: a scoping review. 2023. https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-2833567/v1.
- McClinton A, Laurencin C. Just in time: trauma-informed medical education. Journal of Racial and Ethnic Health Disparities 2020;7(6):1046-1052. https://doi.org/10.1007/s40615-020-00881-w.
- Nurdianto AR, Zamroni M, Miarsa FR. Bullying Pada Mahasiswa Pendidikan Kedokteran Di Indonesia Ditinjau Dari Aspek Hukum Dan Ham. Community Medicine. 2018;25(3):211-6.
- Averbuch T, Eliya Y, Van Spall HG. Systematic review of academic bullying in medical settings: dynamics and consequences. BMJ Open. 2021; 11 (7): e043256.
- CNN Indonesia. Dokter muda FK Undip bunuh diri diduga korban bully di RSUP Kariadi [Internet]. 2024 [cited 2024 Aug 22]. Available from: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240815075728-20-1133216/dokter-muda-fk-undip-bunuh-diri-diduga-korban-bully-di-rsup-kariadi.
- Salsabilla R. Menkes ungkap alasan kasus bullying calon dokter sulit diatasi [Internet]. 2024 [cited 2024 Aug 22]. Available from: https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20240816203423-33-563912/menkes-ungkap-alasan-kasus-bullying-calon-dokter-sulit-diatasi.
- Huda MA. Bullying di dunia kedokteran, Unpad pecat dua residen senior dan sanksi berat satu dosen [Internet]. Republika Online; 2024 [cited 2024 Aug 22]. Available from: https://news.republika.co.id/berita/sicreq487/bullying-di-dunia-kedokteran-unpad-pecat-dua-residen-senior-dan-sanksi-berat-satu-dosen-part1#google_vignette.
- Ribeiro AR, Sani AI. Bullying against healthcare professionals and coping strategies: a scoping review. International journal of environmental research and public health. 2024 Apr 9;21(4):459.
- Peng J, Luo H, Ma Q, Zhong Y, Yang X, Huang Y, Sun X, Wang X, He J, Song Y. Association between workplace bullying and nurses’ professional quality of life: The mediating role of resilience. Journal of Nursing Management. 2022 Sep;30(6):1549-58.
- Al-Momani MM, Al-Ghabeesh SH, Qattom H. The impact of workplace bullying on health care quality, safety and work productivity in Jordan: A systematic review. Journal of Health Management. 2023 Nov 1:09720634231195168.
- Eckhaus E, Iholkina V, Shkolnik E. The impact of healthcare executive seniority on implementation of innovative methods of diagnosis and prevention. Health Policy. 2022 Oct 1;126(10):996-1001.
- Purwadianto A, Soetedjo, Gunawan S, Budiningsih Y, Prawiroharjo P, Firmansyah A. Kode etik kedokteran Indonesia [Internet]. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia; 2012. [cited 2024 Aug 21]. Available from: http://mkekidi.id/kode-etik-kedokteran-indonesia/.
- Margianto H. Tinggalkan feodalisme, budayakan sikap kritis demi Indonesia maju [Internet]. Kompas; 2021 [cited 2024 Aug 21]. Available from: https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/04/161728371/tinggalkan-feodalisme-budayakan-sikap-kritis-demi-indonesia-maju?page=al.
- UNICEF Indonesia. Perundungan di Indonesia: Fakta-fakta kunci, solusi, dan rekomendasi. Jakarta: UNICEF Indonesia; 2020. Available from: https://www.unicef.org/indonesia/media/5691/file/FactSheetPerkawinanAnakdiIndonesia.pdf.










Article is written by:
- Rosalia Dwi Permatasari – LOME CIMSA FK UMM 2023–2024
- Faiza Aliyaputri Prakoso – LOME CIMSA FK UIN SH 2024–2025
- Jessen Elliezer – LOME CIMSA FK Unpad 2024–2025
- Rizkiya Iftikar Camilia – LOME CIMSA FK UII 2024–2025